PULAU NIAS
Nias (Tano Niha) adalah sebuah Pulau
yang terletak disebelah Barat Pulau Sumatera, Indonesia. Pulau dengan luas
wilayah 5.625 KM2 dan berpenduduk sekitar 700.000 jiwa. Pulau ini dihuni oleh mayoritas suku
Nias(ono niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini merupakan objek
wisata penting seperti selancar(surfing), rumah tradisional, penyelaman, lompat
batu (fahombo). Nias saat ini telah dimekarkan menjadi empat kabupaten dan satu
kota, yaitu : Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat,
Kabupaten Nias Utara, dan kota Gunung Sitoli.
Pulau
Nias terkenal lewat atraksi lompat batu yang tertera di uang kertas Rp. 1.000
pada zaman orde baru. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai kepulauan Nias,
berikut beberapa fakta menarik tentang kepulauan Nias yang belum Anda ketahui.
Dan disini saya akan membagikan tentang informasi dari fakta menarik kepulauan Nias yang
merupakan daya tarik dan objek wisata Nias.
1. Lompat batu
Tradisi lompat batu atau biasa
disebut “HOMBO BATU” oleh masyarakat suku Nias. Tradisi ini sudah ada sejak
dahulu kala dimasa para leluhur, dijadikan sebagai ajang uji mental dan fisik
bagi setiap pemuda suku Nias.
Adapun batu yang
dilompati tersebut merupakan batu-batu besar dan disusun layaknya piramida dengan
tinggi 2 meter, lebar 90 cm dan panjang 60 cm dengan permukaan atas yang datar
dan terdapat batu penopang berukuran kecil sebagai pijakan kuda-kuda untuk
melompat ke batu yang besar. Kini tradisi lompat batu bukan untuk persiapan
perang antarsuku atau anatardesa, tetapi sebagai ritual dan simbol budaya Nias.
Pemuda Nias yang berhasil melakukan
tradisi ini akan dianggap dewasa dan matang secara fisik sehingga dapat
menikah.
Atraksi
Hombo Batu
2. Tari Fataele
Tari fataele merupakan seni tari khas Nias Selatan. Tari
fataele tidak bisa dipisahkan dengan tradisi lompat batu Nias, karena lahirnya berbarengan dengan tradisi
hombo batu. Ketika dipertunjukkan, prosesi
tarian ini dipimpin seorang
komando layaknya prosesi dalam perang yang dipimpin oleh seorang panglima.
Kemudian Dia akan mengomando penari untukmembentuk formasi berjajar panjang
yang terdiri dari empat jajar. Posisi komando berada didepan menghadap ke arah
penari. Tarian dimulai dengan gerakan kaki maju mundur sambil dihentakkan
ketanah dan meneriakkan kata-kata pembangkit semangat.
Makna gerakan
ini adalah kesiapan pasukan untuk maju ke medan perang dengan penuh semangat
kepahlawanan. Kemudian diikuti dengan formasi melingkar yang bertujuan
mengepung musuh, setelah musuh terkepung para kesatria akan dengan mudah untuk
melumpuhkan mereka.
Atraksi fataele
3. Pulau Wunga di Nias Utara, pembatas
Indonesia dengan India
Ada rahasia tersembunyi di wilayah Pulau Nias bagian Utara,
yaitu Pulau Wunga yang merupakan surga tropis pohon kelapa lepas pantai
kecamatan Afulu Nias Utara. Pulau ini adalah surganya pecinta pantai, dengan
air laut yang bening seperti kristal, memantulkan birunya langit ketika cuaca
cerah, kita bisa berenang, snorkeling.
Pulau ini
merupakan sebuah pulau terluar Indonesia yang terletak disamudra Hindia dan
merupakan pembatas NKRI dengan wilayah negara India. Pulau ini merupakan bagian
dari wilayah pemerintah Kabupaten Nias Utara, provinsi Sumatera Utara. Untuk
menuju ke lokasi wisata pulau Wunga ini ditempuh dalam waktu 6 jam dari kota
kecamatan Gunung Sitoli.
Pulau Wunga, Nias Utara
4. Ya’ahowu
Gunakan
kata Ya’ahowu!! Sebagai sapaan bertemu
orang setempat di Pulau Nias. Jangan ragu menegur masyarakat sekitar, karena
mereka akan menjawab dengan antusias. Kata ini juga sanggup menjadi kalimat
pembuka yang efektif apabila anda ingin bertanya atau berdialog dengan penduduk
di pulau Nias.
5. Pantai
sorake-lagundri
Pantai Sorake dan
pantai Lagundri terletak di desa Botohilitano, kecamatan Luahagundre, kabupaten
Nias Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Letaknya memang sedikit terpencil, namun
karena itulah yang membuat pantai ini masih menjadi favorit para wisatawan
khususnya para peselancar. Jarak antara pantai Lagundri dan pantai Sorake hanya
2 km, berlokasi kira-kira 12 km dari kota Telukdalam, ibu kota kabupaten Nias
Selatan, Sumatera Utara.
Di sini saya mau
sharing tentang Pantai Lagundri di Pulau Nias, Sumatera Utara. Pantai Lagundri merupakan
salah satu dari 10 Lokasi Surfing Terbaik di Dunia. Siapa yang bilang?? Ya para peselancar yang datang dan sudah
pernah surfing keliling dunia. Ketika saya searching dan baca banyak artikel di
internet pun juga dibilang seperti itu. Ketika saya datang dan melihat langsung
memang tidak salah jika Pantai Lagundri ini masuk dalam 10 Lokasi Surfing
Terbaik di Dunia;) Pantai Lagundri memang belum lama dikenal, karena pantai ini
mulai naik daun di kalangan para peselancar mulai tahun 1993. Pantai ini baru
diakui kesempurnaannya untuk berselancar oleh para peselancar dunia yang sudah
ke sini. Para peselancar ini memacu adrenalin di lautan dengan gulungan ombak
dan bermandikan matahari yang bisa membuat gosong siapa pun. Mungkin karena ini
kali ya orang Indonesia tidak suka olahraga surfing, bikin hitam kulit
hehehe;)...
Tepat di sebelah kanan
teluknya, para peselancar dunia itu berlomba-lomba memburu angin yang
bisa mengantar mereka ke ombak panjang dari arah Selatan dan konon ombak besar
jika bulan purnama muncul. Pantai Lagundri ini terletak dekat dengan Pantai
Sorake. Kedua pantai ini memiliki panorama yang indah tetapi juga terkenal sebagai
lokasi selancar bertaraf Internasional. Ketenaran kedua pantai tersebut kini
disandingkan dengan ombak di Hawaii. Jarak antara Pantai Lagundri dan Pantai
Sorake hanya 2 km, berlokasi sekitar 12 km dari Telukdalam, ibu kota Kabupaten
Nias Selatan, Sumatera Utara.
Berselancar di Pantai Lagundri, Pulau Nias, Sumatera Utara.
Biasanya para selancar
dari Mancanegara banyak datang dan berkumpul di pantai ini pada bulan April
hingga September setiap tahunnya. Mereka akan menjelajahi lipatan gelombang
yang tingginya mampu mencapai 7 hingga 10 meter dengan lima tingkatan.
Perhatikan tinggi ombak
hanya 3 sampai dengan 4 meter saja. Tetapi ini lumayan bikin ciut orang yang
melihat hehehe...Oleh karena itu berselancar di Pantai Lagundri merupakan
tempat yang sangat diidamkan para peselancar profesional. Selain itu, panjang
ombak di kawasan ini nyatanya bisa mencapai 200 meter. Akan lebih menarik dan
menantang ombaknya saat tiba bulan purnama!
Salah satu yang membuat
ombak di Pantai Lagundri ini sangat dicari bagi para selancar adalah karena
lokasinya berhadapan dengan Samudera Indonesia dan juga merupakan tempat
bertemunya teluk sehingga ombak akan bertambah besar. Pantai Lagundri
sudah beberapa kali menjadi lokasi lomba selancar baik Nasional maupun Internasional.
Nias Open adalah salah satu kejuaraan rutin yang diselenggarakan di sini di
mana ratusan peselancar mancanegara terutama dari Australia begitu mendominasi
di Pantai Lagundri ini.
Lantas, bagaimana jika
anda tidak suka selancar? Jangan khawatir, bagi pencinta pantai di sini, juga
pemandangannya sangat indah terutama sunsetnya. Selain airnya yang jernih
dan pasir putih bersih, di pantai ini terbilang sepi terutama bila bukan musim
lomba selancar. Oleh karena itu, kawasan ini sangat ideal bagi Anda yang tidak
menyukai keramaian dan ingin menikmati suasana pantai.
Apabila Anda belum berminat dengan olahraga selancar maka menyaksikan peselancar beraksi akan sangat mengasyikkan. Biasanya lomba surfing digelar antara Juni hingga Juli di mana lokasi ini ramai dikunjungi wisatawan Mancanegara. Yang seru di sini adalah banyak warga lokal setempat terutama anak mudanya dapat menjadi pemandu dan pelatih apabila Anda ingin belajar berselancar .
Apabila Anda belum berminat dengan olahraga selancar maka menyaksikan peselancar beraksi akan sangat mengasyikkan. Biasanya lomba surfing digelar antara Juni hingga Juli di mana lokasi ini ramai dikunjungi wisatawan Mancanegara. Yang seru di sini adalah banyak warga lokal setempat terutama anak mudanya dapat menjadi pemandu dan pelatih apabila Anda ingin belajar berselancar .
Mereka akan menjelaskan kepada Anda termasuk
untuk memahami jenis ombak di kawasan ini. Kalau tidak salah ada bagian dari
pantai di Lagundri yang aman untuk para pemula yang ingin belajar surfing.
Saran saya sih kalau
mau belajar lebih baik pada pagi hari, selain ombaknya belum terlalu besar juga
matahari pagi pun juga belum terlalu menyengat di kulit. Selain itu waktu
terbaik untuk berselancar bagi pemula adalah pagi hari. Itu karena pagi hari
ombaknya belum terlalu tinggi sehingga Anda tidak perlu mengayuh terlalu kuat
untuk mendorong badan ke tengah laut. Apabila Anda ingin mencari ombak besar
maka melautlah saat siang atau menjelang sore mengingat saat itu angin sudah makin
kencang dan ombak pun semakin besar.
Umumnya kebanyakan
wisatawan yang datang ke sini menghabiskan waktu mereka di laut. Mereka dengan
sabar menantikan anginnya yang besar untuk menghasilkan gulungan ombak yang
tinggi dan panjang. Bermain ombak di sini tidak cukup sehari jadi pastinya Anda
perlu bermalam di dekat pantai. Jangan takut bosan saat malam hari karena Anda
dapat berjalan-jalan di tepi pantai.
Tip buat pencinta surfing yang ingin
ke sini, musim terbaik untuk menyaksikan lomba selancar adalah antara Juni atau
Juli, karena di bulan ini adalah sedang bagus-bagusnya cuaca dan ombak. Tidak
hanya para peselancar, para fotografer dan traveler juga saya rekomendasikan
datang. Selain bisa menikmati aksi para peselancar juga dipastikan Anda puas memotret.
6. Rumah adat
dan desa tradisional Bawomataluo
Nias memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu desa adat
yang cukup popular di Pulau Nias adalah Desa Bawomataluo di Kecamatan Fanayama,
Nias Selatan. Pemukiman Bawomataluo mempunyai nilai yang sangat tinggi yang
bersifat universal yang dapat dilihat dari budaya dan lingkungannya yang masih
utuh dan terjaga.
Oleh karena itu Pemukiman Bawomataluo memiliki potensi untuk dijadikan
World Heritage(warisan dunia) sesuai dengan kriteria dalam Operational Guidelines
for the Implementation of the Word Heritage Convention (pedoman operasional
untuk pelaksanaan konvensi dunia warisan). Kehidupan di Desa Bawomataluo masih
sangat asli, lengkap dengan tradisi-tradisinya, seperti rumah adat, tradisi
lompat batu, tarian perang, dan budaya peninggalan megalitikum.
Desa Bawomataluo merupakan salah satu di antara
sedikit desa adat di Indonesia yang terpelihara dengan baik, baik dari sisi
arsitektur maupun kehidupan masyarakatnya. Deretan 72 anak tangga batu akan
menyambutmu ketika melangkahkan kaki masuk ke desa ini. Desa di puncak bukit
dan berhawa sejuk ini dibangun di atas pondasi batu yang masih tampak kuat,
meski dibangun beratus tahun yang lampau. Semua rumah penduduk punya bentuk
yang sama dan mengelilingi satu rumah besar tempat tinggal Raja Nias. Ada juga
semacam balai desa dengan semua kursi yang terbuat dari batu, arca-arca dan
meriam kuno peninggalan Belanda yang posisinya tak pernah bergeser.
Oh ya, satu lagi yang menarik dari Desa Bawomataluo yaitu ritual lompat
batu, atau dalam bahasa setempat disebut Fahombo. Ritual ini dulu dilakukan
masyarakat Nias sebelum mereka pergi berperang. Seiring dengan perkembangan Zaman,
Fahombo kini dilakukan oleh para pemuda Nias sebagai bukti kedewasaan sebelum
mereka menikah. Kalau kamu mau nonton Fahombo secara langsung, datanglah ke Desa
BawomataluoJ.
Desa Bawomataluo masih satu kecamatan dengan Pantai Sorake dan Pantai Lagundri.
Jadi kamu bisa mampir kesini habis main surfing, dan pastinya tak sulit untuk
mengunjungi Desa Bawo Mataluo yang masuk dalam daftar World Heritage(warisan dunia)di
tahun 2009.
Rumah Raja (Kepala Suku)/omo hada sebua
Rumah Raja (Kepala Suku) yang berbentuk panggung berdenah segi empat
dengan pola huruf U, dengan ukuran 22 x 12 m, serta tinggi kurang lebih 30 m.
Rumah tersebut memiliki pintu masuk pada sisi tenggara, dan tangga masuk berada
di bawah kolong rumah dengan jumlah anak tangga 7 buah.
Rumah ini ditopang oleh 70 tiang tegak berbentuk bulat dengan diameter
85 cm dan 52 buah tiang penyangga miring yang berbentuk bulat dengan diameter
70 cm.
Atap rumah terbuat dari seng dan memiliki tolak angin bersusun 5.
Bagian depan atap terdapat tiang bubungan dan 2 buah lobang yang merupakan
bagian dari atap tersebut yang berfungsi sebagai jendela.
Ruangan di bagian dalam rumah terdiri dari ruang yang telah disekat-sekat,
ruang depan sebagai ruang tamu, ruang tengah terdiri dari dapur dan ruang untuk
menyimpan barang- barang serta terdapat ruang permaisuri. Ruang depan merupakan
ruang terbuka dengan tempat duduk dari papan kayu yang dibuat bertingkat.
7. Pantai Tureloto, Nias Utara
Tak selamanya gempa membawa malapetaka. Gempa hebat tahun 2005 di
Kepulauan Nias malah membuat hamparan karang di perairan Tureloto muncul ke
permukaan sehingga membentuk semacam benteng beberapa ratus meter dari bibir
pantai. Benteng karang tadi akhirnya menghalau gelombang laut dan menciptakan pantai
dengan air biru yang jernih dan tenang. Kalau lagi jalan-jalan ke pantai, rugi
rasanya kalau nggak berenang. Coba terjun ke dalam air dan lihat bagaimana
tubuhmu mengapung di laut!
Ya, travelers, rupanya perairan
di Pantai Tureloto mengandung kadar garam yang tinggi dan tubuhmu pun akan
mengambang seringan kapas saat kamu menceburkan diri ke dalamnya. Asyiknya
lagi, kamu bisa memandangi ikan-ikan kecil berenang di sela-sela karang di
dasar laut tanpa harus menyelam. Letaknya, lagi-lagi sangat terpencil dan hanya
dapat dijangkau dengan mobil sewaan dari Kota Gunung Sitoli selama dua jam.
Harga sewa mobil juga cukup mahal, sekitar Rp 250 ribu-Rp 300 ribu per hari.
Tapi jangan khawatir, travelers, kamu nggak perlu membayar tiket masuk ke
pantai fenomenal ini, alias gratis.;)
8. Makanan khas tradisional Nias
Pulau Nias
bukan hanya disebut sebagai Pulau Primadona Pariwisata yang kaya akan keindahan
wisata alam dan budayanya, melainkan juga wisata
kulinernya. Berkunjung ke Nias untuk menikmati keindahan pantai, olahraga
surfing, atraksi lompat batu, tari perang, dan rumah adat tradisionalnya,
tidaklah terasa lengkap bila tidak menikmati (atau setidaknya mengetahui)
makanan tradisional khas Nias.
Berikut
makanan tradisional khas Nias, baik yang bersumber dari bahan hewani maupun
nabati :
·
Harinake
·
Ni’owuru
·
Gaolo-gaolo bekhu/gowi farasi nidulu
·
Lehedalo Nifange (daun talas yang direndang)
·
Hambae nititi
·
Babae
·
Kofo-kofo
Berwisata
/berkunjung di Pulau Nias, tidak hanya sekadar menikmati keindahan alamnya,
budayanya, makanan khas atau wisata kulinernya. Di Pulau ini juga kita bisa
menemukan dan menikmati buah-buahan yang rasanya tak kalah dengan buahan yang
dihasilkan dari daerah-daerah lain. Sebut saja Kueni dan Durian. Dua buahan ini
sudah menjadi incaran para pengunjung untuk dijadikan sebagai oleh-oleh ketika
kembali ke daerah asal masing-masing.
Ooia,
perlu diketahui juga nih... kalo orang-orang Nias itu cantik dan ganteng-ganteng;)
ramah,
dan pastinya mudah bersahabat.:). Coba di lihat foto-foto mereka!..;)
Berwisata di Pulau Nias pastinya
menyenangkan dan bakalan ngangenin..:D
Penasaran
kan, travelers? Ayo, segera pesan tiket Anda ke Nias dan dapatkan
destinasi-destinasi cantik lainnya sekarang!..:D
Demikianlah
sekilas informasi dan gambaran singkat tentang Pulau Nias yang bisa saya
bagikan.;)
Nah,
seandainya saya seorang Bupati
atau salah seorang Pejabat di Pemerintahan Pulau Nias, pengembangan Pariwisata
kepulauan Nias akan saya kedepankan sebagai basic pembangunan ekonomi yang
berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Dan membuat sebuah “Fokus Rencana
Aksi” dimana pengembangan pariwisata yang berbarengan dengan pengembangan kapasitas
masyarakat. Di antaranya : Gerakan Sadar Wisata, Pelestarian Lingkungan Alam
dan Budaya, Peningkatan Keterampilan dan Kerajinan Tangan, yang bermuara pada
perbaikan ekonomi keluarga khususnya dan kesejahteraan masyarakat umumnya.
Sekian dan akhir kata ; Jika Engkau ingin
mengenal Tuhan, maka renungilah tanda-tanda yang disebarkan di Alam Semesta.
Cintailah Alammu:)
Ya’ahowu
Tano Niha!!